Sunday, December 26, 2010

Siapa yang layak jadi Pengawas?

Saya mendapat hal baru setelah melihat liputan tentang suatu departenen di negeri ini, mereka bertindak sebagai penyelenggara sekaligus pengawas. Yang dipertanyakan oleh acara berita dari salah satu stasiun televisi swasta tersebut adalah bagaimana mengukur kinerja departemen yang bersangkutan. Lalu saya lihat di bidang lain, sudah ada suatu instisusi yang bertanggung jawab terhadap suatu permasalahan, masih juga pemerintah membuat institusi yang lain namun bidang yang ditangani masih sama. Apakah itu memecahkan masalah?????

Saya rasa tidak, karena kalau melihat contoh kasus yang kedua,hal itu akan terus berulang, dan membuat semakin semrawut institusi di negara ini, selain itu siapa yang dapat menjamin jika dibentuk institusi baru maka permasalahan akan terpecahkan.

Kalau boleh saya berpendapat, pengawas yang baik itu adalah hati. Meski suatu departemen menjalankan dua fungsi yang semestinya dijalankan oleh dua institusi, namuin akan tetap maksimal jika aparatnya masih memiliki'hati' dan mau menurunkan gengsi untuk mengakui jika ada kesalahan.

Seperti artikel yang saya baca dalam surat kabar harian, di artikel itu diceritakan seorang pemuka agama yang membatalkan agenda mengisi acara keaganaan dalam waktu kurang 24 jam sebelum acara. Seorang pemuka agama saja dapat mengingkari janjinya, apalagi kita sebagai umat beragama. Itu merupakan contoh yang jelek, mesthinya kita ambil yang baik dan jangan meniru yang jelek. Namun yang lebih baik lagi, mari kita 'jagalah hati, jangan kau nodai' supaya dunia menjadi lebih baik.

Thursday, January 15, 2009

Solo menjadi Tujuan Wisata

Hal ini sudah tidak terbantahkan. Dapat dilihat dari majunya perkembangan kota solo, pembangunan fasilitas yang menjadikan solo menjadi kota budaya telah dapat kita rasakan. Banyaknya hotel yang tersebar di solo, maraknya pusat jajanan tradisional yang nantinya dijadikan buah tangan.

Gambaran diatas hanya sedikit dari pembuktian dari kota Solo yang menjadi kota wisata. Terlebih lagi kita bisa amati, saat longweekend (istilah nasional indonesianya harpitnas= hari kejepit nasional), kota solo menjadi kota yang sibuk. Hotel-hotel yang strategis(berada di tengah kota) menjadi penuh, pusat jajanan tradisonal penuh dengan mobil-mobil berplat luar kota, jalanan menjadi lebih padat.

Apa yang menjadi daya tarik kota solo? Banyak hal sebenarnya yang menjadi kertetarikan dari kota solo yang membuat wisatawan datang ke Solo. Selain banyaknya wisatawan yang sekedar bernostalgia atau pulang kampung(setelah sukses bekerja di daerah lain), solo sebenarnya memiliki beberapa point yang menjadikannya sebagai tujuan wisata, misalnya budayanya(keraton) dan museum-museum(menjadikan solo sebagai wisata sejarah), jajanan tradisional menjadikannya tujuan wisata kuliner.

Untuk itulah mari kita jaga iklim pariwisata dan image tentang kota SOLO yang ramah.